Minggu, 27 Februari 2011

Pengadilan antara Si Miskin dan Si Kaya

Suatu hari, ada seorang yang miskin sedang mengendarai kuda tengah bepergian di luar. Saat hari telah siang, dia merasa lapar dan dahaga. Dia lalu mengikatkan kuda ke sebuah pohon besar kemudian duduk menikmati makan siang. Pada waktu itu datangah seorang kaya yang juga mengikatkan kudanya di pohon yang sama.
Melihat hal itu si miskin berkata, "Mohon anda jangan mengikatkan kuda anda di sana, kuda saya belum pernah dilatih, nanti kuda saya bisa menendang kuda anda sampai mati."

Tetapi orang kaya malah berkata, "Di mana pun saya suka mengikatkan kuda, itu urusan saya. Kamu tidak perlu mencampurinya!"
Setelah mengikat kudanya, si kaya duduk makan siang. Tak lama, tiba-tiba terdengar suara kuda meringkik, menggigit, dan menendang. Kedua orang tadi lari menuju TKP (?). Namun terlambat, kuda si kaya telah mati.
Orang kaya sangat marah berkata, "Lihatlah apa yang telah dilakukan kudamu! Ganti kuda saya!" dia pun membawa si miskin ke pengadilan.
Setelah mendengar tuntutan si kaya, hakim bertanya kepada si miskin,"Benarkah kudamu telah menendang kudanya sampai mati?"
Hakim terus bertanya, tapi si miskin tidak menjawab sampai beberapa kali."Cara apalagi yang bisa dipakai? Dia seorang bisu, tidak bisa bicara."
Si kaya berkata, "Ah! Dia tidak bisu, cuma ga bisa ngomong aja (?). Dia sama seperti kita, bisa bicara! Dia telah berkata, mohon anda jangan mengikatkan kuda anda di sana. Kuda saya belum pernah dilatih, nanti kuda saya bisa menendang kuda anda sampai mati."
Mendengar penjelasan itu, hakim kemudian berkata, "Oh, kalau dengan demikian kamulah yang salah. Dia terlebih dahulu memperingatkan kamu, kamu tidak bisa meminta ganti rugi atas kudamu."
Kemudian hakim bertanya kepada si miskin,"Mengapa kamu tidak mengatakan alasan apa pun untuk menyangkal?"
"Karena saya tahu bahwa anda pasti lebih percaya kepada perkataan orang kaya yang mempunyai kekuasaan. Anda tidak mungkin mempercayai perkataan saya sedikit pun. Tetapi saya ingin dia sendiri yang mengatakan kejadian yang sesungguhnya kepada anda. Anda lihat, sudah jelas siapa yang benar dan siapa yang salah?"


Di cerita ini ada kebijakan atau hikmah yang bisa kita ambil yaitu pada saat berdebat, perlu membiarkan lawan berbicara menyampaikan pendapat, sedangkan kita sendiri mendengarkan dan mencari titik kelemahan dari pendapat lawan. Dengan demikian kita akan mendapatkan kemenangan.

dikutip dari 200 Kisah Terindah Sepanjang Masa dari China karya Din Man.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger